Perankan Teroris, Rio Dewanto Merujuk Ke Subcomandante Marcos
Aktor Rio Dewanto kembali berakting di film terbaru dari sutradara Angga Dwimas Sasongko, 13 Bom di Jakarta. Di film ini, Rio mendapatkan peran yang tak biasa, yaitu sebagai teroris bernama Arok.
Bukan sesuatu yang mudah baginya untuk mempelajari peran tersebut, apalagi karakter semacam ini tak lazim ada di film-film Indonesia. Karena terbatasnya sumber-sumber rujukan langsung, observasi lebih banyak dilakukan melalui bacaan.
Karena tak mungkin belajar kepada teroris, kata Rio, ia lebih banyak belajar CLICKBET88 lewat observasi mandiri. Sampai-sampai ia merujuk pada satu sosok, yaitu Subcommander Marcos, pemimpin perjuangan militan di Meksiko.
“Karakter Arok ini saya melakukan riset dari berbagai bacaan, dan juga salah satunya mengambil referensi pada sosok Subcomandante Marcos, dia itu pemimpin Zapatista di Meksiko,” ungkap Rio dalam konferensi pers di Jakarta, baru-baru ini.
Subcomandante Marcos adalah seorang pejuang ‘kiri’ atau dicap juga sebagai pejuang gerakan pemberontakan di Meksiko. Marcos seorang intelektual, penulis sastra sekaligus memimpin Tentara Pembebasan Nasional Zapatista, gerakan pemberontakan masyarakat adat dalam mempertahankan wilayah dan konteks sosial serta budaya tanpa intervensi pemerintah Meksiko.
Dalam video first look 3 Bom di Jakarta yang dirilis Visinema, tampak Rio Dewanto tampil dengan gaya khas, mengenakan kostum taktikal dan mengenakan penutup wajah. Penampilan itu mirip seperti Marcos yang juga identik dengan penutup wajahnya.
Dalam video perdana itu, Rio atau Arok tampak tampil di depan kamera, mengumumkan rencana aksi teror yang akan dilakukan, yaitu menyebar 13 bom di seantero Jakarta.
Sebagai seorang teroris, Arok juga adalah seorang pejuang dengan kompetensi semi-militer. Karena itu, Rio juga harus mempelajari hal-hal seputar dunia militer atau persenjataan, juga taktik bertempur.
“Kebetulan memang nggak ada workshop teroris, tapi saya ikutin beberapa workshop lain, ada bootcamp sehari, tapi tak berlanjut karena karakter saya di sini takutnya jadinya nanti terlalu taktikal, karena dia harus sebebas mungkin,” tuturnya.
Cerita dalam 13 Bom di Jakarta disebut terinspirasi dari kejadian pengeboman mal di Tangerang tahun 2015 silam. Film ini menggambarkan ketegangan banyak orang dalam situasi ketika ada 13 bom siap diledakkan di seantero Jakarta. Kelompok teroris yang dipimpin Arok, mengaku bertanggung jawab atas teror kelam tersebut.
Rio menyebut bahwa 13 Bom di Jakarta menjadi proyek film terbesar baginya, mengingat tingginya level aksi yang dihadirkan dalam film ini. Tak hanya bom dan ledakan, film ini juga dipenuhi dengan aksi perkelahian, kejar-kejaran mobil hingga adu tembakan.
Selain Rio Dewanto, 13 Bom di Jakarta juga dibintangi Chicco Kurniawan Ganindra Bimo, Ardhito Pramono, Putri Ayudya, Lutesha, Niken Anjani, Andri Mashadi, Muhammad Khan dan Aksara Dena. Aktor senior Rukman Rosadi bertindak sebagai pemain sekaligus pelatih keaktoran di film ini.
Film 13 Bom di Jakarta diumumkan akan tayang di bioskop nasional pada 28 Desember mendatang.