Kebun tersebut mulai dibangun pada tahun 2017 dan merupakan hasil reklamasi lahan bekas pertambangan PT Newmont Minahasa Raya. Dan pada tahun 2021 lalu kebun ray aini lalunching. Taman ini merupakan rumah bagi berbagai spesies tanaman, termasuk tanaman langka dan endemik, serta berfungsi sebagai pusat penelitian dan pendidikan botani dan konservasi.
Kondisi Lokasi Kebun Raya
Kebun Raya Megawati Soekarnoputri terletak di Desa Ratotok Satu, Kecamatan Ratotok, Kabupaten Minahasa Tenggara. Letak kebun raya ini berjarak 115 km dari Manado dan 35 km dari ibu kota Kabupaten Minahasa Tenggara yaitu Ratahan. Dan luas kebun raya ini yaitu 309 hektare (ha).
Salah satu yang spesial dan beda dari objek wisata lainnya adalah kebun raya ini memiliki lantai emas sebagai ciri khas. Pengunjung juga dapat menikmati suasana ruang terbuka hijau yang ada di Tengah kota tersebut. Namun berdirinya Kebun Raya Megawati Soekarnoputri di Minahasa Tenggara ini sebagai objek wisata depo 25 bonus 25 masih dalam pengembangan, karena terkait aksesibilitas yang kurang baik serta fasilitas wisata yang belum memadahi.
Namun penyusunan fasilitas yang tersedia sudah masuk ke dalam masterplan, seperti sumber daya air, jalan, bangunan, gedung, drainase, air bersih, dan air limbah.
Kondisi Kebun Raya Megawati Soekarnoputri memiliki tingkat kemiringan lereng yang bervariasi, mulai datar hingga curam. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya bukit-bukit yang berdiri di sekitar kebun raya. Tentunya hal ini menjadi nilai penting dalam penataan dan pemilihan lokasi penempatan shelter atau pos dengan view pemandangan yang terbentang hijau.
Keanekaragaman Hayati
Sulawesi sebagai kawasan Wallacea ini memiliki berbagai jenis tumbuhan dan satwa yang berbeda dari daerah lainnya. Kawasan Wallacea merupakan salah satu daerah yang sangat pentng dalam keanekaragaman hayati.
Kawasan Wallacea dikenal karena keanekaragaman hayatinya yang luar biasa. Sebagian besar spesies yang ditemukan di sini adalah endemik, yang artinya spesies tersebut hanya dapat ditemukan di kawasan ini saja. Termasuk berbagai spesies tumbuhan dan hewan.
Salah satu kriteria flora yang banyak dikembangkan di kebun raya ini adalah tanaman fitoremediasi. Fitoremediasi merupakan salah satu teknologi yang mengunakan tanaman untuk menghilangkan polutan dari tanah dan air yang terkontaminasi.
Sebagian besar kawasan Kebun Raya Megawati Soekarnoputri memiliki koleksi tumbuhan berjumlah 130 yang termasuk dalam 32 suku, 60 marga, dan 30 jenis. Pemberian nama dan pemilihan jenis tersebut dilakukan ketika penyusunan masterplan. Sedangkan spesies fauna seperti burung, terdapat 26 famili, 44 spesies, dan 896 individu burung.
Meskipun kawasan ini kaya akan keanekaragaman hayatinya, banyak spesies di kawasan Wallacea yang menghadapi ancaman ekstensif seperti perburuan, perusakan habitat, dan perubahan iklim. Maka dari itu, dengan di dirikannya Kebun Raya Megawati Soekarnoputri di Minahasa Tenggara ini memiliki tujuan untuk menjaga dan melestarikan flora dan fauna yang ada di hutan Minahasa.
Selain sebagai objek wisata dan sarana konservasi, kebun raya didirikan untuk berbagai penelitian dan pengembangan pariwisata. Kebun Raya ini sebagai pusat penelitian botani yang eksistensinya telah diakui.
Lalu, tujuan di dirikannya Kebun Raya Megawati Soekarnoputri juga untuk sarana pendidikan berbasis wisata flora. Kegiatan pendidikan yang dilakukan biasanya melibatkan siswa-siwsi play group, sekolah dasar, sekolah menengah, hingga mahasiswa dan akademisi.
Wisata flora merupakan wisata yang berbeda dari lainnya, karena kita memanfaatkan alam sebagai media pembelajaran. Langkah ini memiliki keuntungan tersendiri bagi pihak pengelola karena membantu Kebun Raya lebih berkembang dan diketahui oleh banyak orang.
Selanjutnya, Kebun Raya Megawati Soekarnoputri Minahasa Tenggara memiliki fungsi sebagai jasa lingkungan. Yaitu sarana untuk memberikan dampak terhadap peningkatan kualitas lingkungan yang ada di sekitar kawasan. Seperti pada keanekaragaman hayati, hidrologi, penyerapan karbon, dampak sosial ekonomi, hingga keindahan bentang alam.
Dengan pengelolaan kembali lahan bekas tambang, merupakan tindakan yang tepat dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mendukung Pembangunan berkelanjutan. Tambang sering merusak ekosistem alami dengan menghilangkan lapisan tanah, hutan, dan vegetasi lainnya.