Hutan Bakau dengan Jembatan Kayu Dikelilingi Balon Aneka Warna

Pengerjaan pembangunan wilayah tamasya ini sesungguhnya telah berlangsung semenjak tahun 2018 yang dimulai dengan pembangunan jembatan. Panjang dari jembatan yang diwujudkan pada ketika itu merupakan 1125 meter yang didorong dengan dana dari APBD desa. Sesudah jembatan hal yang demikian selesai di bangun, pemerintan Sunsilo menyerahkan pengelolaan wisatanya pada Badan Pengelola Bumdes.

Sesudah mengalami perombakan dan pembangunan, akibatnya wilayah Tamasya Mangrove Sonsilo Minahasa Utara ini dibuka pada tanggal 24 Januari 2020. Cuma dalam waktu 2 bulan, wilayah tamasya ini telah cakap menarik 3.200 pelancong yang datang dari dalam dan luar negeri. Dalam pengelolaan hal yang demikian, daerah tamasya alam ini cakap menjadikan pendapatan mahjong slot sampai Rp 17 juta.

Indahnya Wisata Tamasya Mangrove Sonsilo

Mangrove ini dapat diistilahkan sebagai variasi pohon yang tumbuh dengan bagus di rawa payau. Akar dari pohon ini diaplikasikan untuk memberikan perlindungan pertama saat ada gelombang laut. Tetapi ketika ini, banyak hutan mangrove yang juga diciptakan sebagai daerah tamasya Minahasa Utara.

Salah satunya, Anda dapat menemukan Tamasya Mangrove Sonsilo yang ada di Sulawesi Utara. Dengan adanya budidaya mangrove ini tentunya akan dapat menolong menjaga populasinya supaya tak sirna dari muka bumi. Komponen akar menggantung di atas permukaan air memang menonjolkan keunikan tersendiri secara khusus bagi pengunjung yang belum pernah memandangnya secara lantas.

Eksistensi dari hutan mangrove ini sesungguhnya berada di desa Sonsilo. Itulah kenapa akibatnya wilayah tamasya ini juga dikasih nama Sonsilo. Desa Sonsilo ini sesungguhnya mempunyai 2 obyek tamasya menarik yang dapat dikunjungi merupakan air terjun dan juga hutan mangrove ini. Luas dari hutan bakau yang ada di desa Sonsilo ini diperkirakan seluas 50 hektar.

Leave a Comment